Pernikahan Manohara dan Tengku Fakhry sebenarnya dilatarbelakangi hal yang 'tidak menyenangkan'. Putra raja Kelantan tersebut telah merenggut kegadisan Manohara terlebih dahulu. Ia pun berjanji akan menikahi Manohara sesuai permintaan keluarga Daisy yang masih berdarah bangsawan Bugis. Tapi janji itu tidak pernah ditepati.
Selanjutnya, www.kapanlagi.com memberitakan sebagai berikut:
Selama menjalani kehidupan rumah tangga, Manohara tidak diperlakukan dengan baik. Menurut Daisy, putrinya kerap dianggap sebagai properti, bukan istri.
Kerap kali Tengku Fakhry di hadapan umum memperlakukan Manohara dengan kasar. Ia kerap mengatakan istri saya seperti mobil mewah, tapi karena tidak bisa dikendarai, ganti saja dengan mobil lain.
"Sampai pada suatu saat Manohara melarikan diri dari Singapura kembali ke Jakarta ke rumah kontrakan kami," ungkap Daisy.
"Di Jakarta, kami selalu kedatangan tamu dari berbagai pihak untuk mencoba membawa anak saya kembali ke Kuala Lumpur, saya katakan semua itu terserah Manohara. Dia katakan dia akan menunggu di Indonesia sampai acara perkawinannya di hadapan keluarga di Indonesia terlaksana.
Manohara juga mengatakan, bahwa mamanya juga ingin acara perkawinan saya ada acara siraman.
Beberapa kali pihak Tengku Fakhry terus melakukan berbagai cara untuk mengambil Manohara, salah satunya dengan mengajak ibadah umroh dan niatan baik itu diterima baik pihak Manohara. Pada tanggal 25 Februari 2009 mereka berangkat menuju Jedah dengan pesawat MAS.
"Alhamdulillah kami melakukan ibadah dengan baik, hubungan kami dengan Tengku pun baik," ujar Daisy.
"Tanggal 09 Maret 2009, kami bersiap-siap kembali ke tanah air. Sewaktu menuju ke airport, Manohara berangkat satu kendaraan dengan Tengku M.fakhry. Saya dan putri saya Dewi dan pak Mohd.Kamel dengan mobil lain. Setiba di airport saya terperanjat karena kita tidak menuju ke terminal commercial tapi ke terminal Aviation untuk private jet. Betapa terperanjatnya saya karena pintu pesawat tiba-tiba ditutup, karpetnya digulung, orang-orang di bawah memberi aba-aba pada pilot bahwa ada tiga penumpang yang ingin naik, tapi dia tidak peduli. Saya lari ke sisi kanan pesawat mencari anak saya, saya sempat melihat dia ditekan oleh orang. Saya sangat takut sekali....saya berteriak... anak saya....tolong anak saya....Dewi pun berteriak teriak ketakutan sekali, tapi pilot tetap tidak peduli dan menjalankan pesawat sampai wing-nya hampir menabrak kami dan mobil yang diparkir di dekat pesawat."
"Manohara terbang dengan pesawat Chalenger 300 milik Berjaya Air dengan nomor reg 9MTAN dan diterbangkan pilot Kaptain Zakaria Salleh, berkebangsaan Malaysia. Pesawat meninggalkan kami begitu saja di runway, kami ketakutan, kami betul-betul terluka sekali. Saya tidak menyangka setelah umroh mereka sanggup melakukan hal yang sangat tidak manusiawi. Rasanya saya ingin mati saja, tapi saya tahu saya harus kuat untuk anak saya. Saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada ananda tercinta," curhat Daisy dalam suratnya kepada KapanLagi.com.
"Saat ini Manohara menjadi tawanan mereka. Manohara menjadi korban. Tolong bantu kami. Saya mohon tolonglah Manohara. Kami mengkhawatirkan mental Manohara. Tolonglah dia," harapnya terasa mengiba.
Kini hanya derita yang dirasakan Daisy sambil berharap banyak dukungan dari berbagai kalangan bisa membantu putrinya Manohara. (kpl/wwn/rit)
No comments:
Post a Comment