Tuesday, April 28, 2009
MOHAMMAD SOBERI SHAFII, APA YANG KAU CARI?
lelaki yang mengaku sahabat Pangeran Fakhry
begitu teganya dikau menuduh Ibu Daisy
mana mungkin seorang ibu menjual sang puteri
hanya sekadar mencari kepuasan materi
Mohammad Soberi Shaffi
Tengku Muhammad Fakhry
jika kalian memang lelaki sejati
berbicaralah dari hati nurani
jangan biarkan rakyat negeri ini
terus menerus mencaci maki
Jakarta - Sahabat Pangeran Kerajaan Kelantan Tengku Muhammad Fakhry, Moh Soberi Shafii dituding telah melakukan fitnah terhadap Ibu Manohara, Daisy Fajarina. Daisy berasal dari keluarga terhormat yang tidak akan melakukan pemerasan dengan meminta uang kepada Fakhry.
"Fitnah (tudingan) itu, titik," kata pengacara Daisy, OC Kaligis kepada detikcom, Rabu (29/04/2009)
Soberi, seperti dikutip Malaysiakini, Selasa (28/4/2009) kemarin mengatakan, kasus Manohara berawal dari masalah uang. Daisy menuntut Fakhry untuk melunasi utangnya sebesar RM 600 ribu. Sementara Fakhry baru memberikan uang RM 300.000.
Daisy Fajarina juga dituduh mengawinkan anaknya karena harta. Hal itu terjadi pada saat Mano, kabur ke Indonesia akhir tahun lalu. Daisy mengatakan, tuduhan oleh keluarga kerajaan mengenai dirinya gila harta juga dialamatkan oleh pihak-pihak Indonesia.
"Bagaimana dituduh menjual anak? Sekarang gampangnya bawa pulang saja anaknya untuk ketemu ibunya. Kesannya kere banget kalau dijual, ibunya orang terhormat," imbuh OC Kaligis.
Kabar pihak kerajaan yang akan mengutus seseorang untuk menemui Daisy juga hingga kini belum ada kejelasan. "Belum ada kabar lagi," tutup OC Kaligis. Ngobrolin model cantik Manohara Odelia Pinot? Gabung di sini. (mpr/iy)
Thursday, April 23, 2009
KEGILAAN PEMILU, GILA PEMILU DAN PEMILU GILA
Oleh: Ostaf Al Mustafa *
* (Penulis lepas di situs Dinas Kesehatan Bontang, Kaltim pada
http://www.dkkbontang.com/ sekaligus menangani masalah IT-nya. Beliau sarjana komunikasi dari Universitas Hasanudin, menetap di Bontang, Kaltim). Tulisan ini dimuat seizin penulisnya.
Tak ada rasa malu dengan apa mereka perbuat di masa lalu. Ketiadaan rasa malu menjadi ciri khas para politikus Indonesia yang menjadi Thatcherian. Mereka mengalami ‘gila pemilu dalam pemilu gila ini’. Indonesia merupakan area paling gila di seluruh dunia. Setiap hari lebih dari setahun, terjadi pemilu di Indonesia. Banyak terjadi kegilaan dalam masa-masa pemilu itu, ada yang benar-benar gila atau ‘gila bener’! Beda dua kegilaan itu, cuma setipis sayatan silet. Kegilaan ala British ini, makin membesar ketika Dr. Paul Broks, seorang neuropsychologist menduga Blair seorang yang ‘plausible psycopath’. Dr Sidney Crown, seorang psychotherapist yakin Blair mengalami ‘devious personality’. ‘Plausible psycopath’ merupakan orang yang kelihatannya melakukan hal yang seolah-olah masuk akal, tapi justru disitulah bagian kegilaannya sebagai psikopat politik. Seorang yang ‘plausible psycopath’, sering memberikan pernyataan-pernyataan yang bagus, yang sesungguhnya tak pernah ia lakukan saat masih berkuasa atau menjabat wakil rakyat. Pernyataan itu tentu saja diimbuhi oleh Iklan berharga mahal di media cetak dan media elektronik. Politikus yang menderita ‘devious personality’, masa lalunya bertangan kotor dalam semua tindak tanduk politiknya. Memasuki masa pemilu, ia justru terlihat sangat alim atau suci. Ia mencapai tujuan politiknya dengan berbagai kelicikan dan ketidak-jujuran. Politikus yang Blairian, banyak terdapat di Indonesia.
2
Kegilaan terangkum pada kosa kata Yunani yakni “tragidio” yang berarti ‘nyanyian sendu’. Tragedi juga perpaduan antara ‘tragos’ (kambing) dan ‘aeidein’ (nyanyian). Tragidio yang berarti ‘nyanyian kambing’, merupakan lagu favorit dalam pemilu 2009. Bila anggota DPR/DPRD, DPD, presiden dan wakil presiden yang terpilih tidak menepati janjinya, maka itu masih wajar. Mana ada suara yang benar dalam nyanyian kambing? Percaya pada nyanyian kambing, termasuk kegilaan baru di kalangan para pemilih. Kambing-kambing yang tak menepati janji, sudah sulit dikambing-hitamkan, karena bulu mereka sudah berwarna-warni. Kegilaan pemilu penuh warna, kambing-kambing tak ada lagi yang berbulu hitam!
Tragedi dalam mitologi Yunani menurut Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844 –1900) berupa Dionysian (kegairahan) dan Apollonian (kelemahan). Dionysian dan Apollonian, merupakan sisi lain dari kekuasaan dan kegilaan. Dalam mitologi Yunani, Apollo dan Dionysus merupakan anak dari Dewa Zeus. Apollo merupakan Dewa Matahari. Darinya dinisbatkan keriangan, musik, dan puisi. Dionysus merupakan Dewa Anggur. Darinyalah terdapat keliaran, kegembiraan di luar kendali dan kemabukan. Sosok Apollo dan Dionysus merupakan kontradiksi antara gelap versus terang dan segala yang berada di oposisi biner.
Kontradiksi itu kini melebur dalam pemilu. Politik mampu mempertemukan Dionysian dan Apollonian dalam satu meja, satu partai dan kegilaan yang sama. Tragedi Yunani adalah kegilaan kekuasaan, bukan tentang luka yang menganga di medan perang, maupun tentang airmata yang mengalir dalam sungai darah. Tragedi ini antara lain tercatat dalam illiad (narasi epos) karya Homer tentang ‘Perang Troya’. Perang itu menghadirkan kegilaan Agamemnon (raja Mycenae/Yunani). Ia berkata “Aku tak peduli dengan kebenaran yang kau emban dalam perang, Aku tak punya urusan dengan Helen yang akan direbut kembali! Aku menginginkan hanya satu yakni rebut Troja dan aku yang duduk di singgasana”
Epos Mahabharata menukilkan kegilaan wangsa Bharata, ketika Kurawa hendak menguasai Astina. Pandawa ikut dalam kegilaan itu dengan mempertaruhkan singgasana dalam perjudian dadu. Lebih gila lagi, seorang perempuan cantik yang tak berurusan dengan kegilaan para lelaki itu, menjadi bahan taruhan. Drupadi, sang perempuan suci terhina, karena ulah Pandawa dan Kurawa. Hadirnya perempuan di sela-sela kegilaan para lelaki, sama dengan pemicu perang Troya. Saat itu demi alasan cinta, Paris (pangeran Troya) membawa Helena ke Troya. Helena merupakan istri Menelaus (raja Sparta). Perang yang bermula dari rebutan perempuan, membiak menjadi sebuah kegilaan untuk menguasai Troya.
Helena hanya motif sekunder dari penyerangan ke Troya, sedangkan motif primer adalah kegilaan berkuasa. Drupadi dan Helena, obyek kegilaan para lelaki. Hal itu berbeda dengan Thatcher yang menjadi subyek gila dalam kekuasaan politik di Inggris. Di Indonesia, kegilaan sudah tak lagi berupa sebuah pertanyaan dan tak perlu dipertanyakan. Kegilaan dalam kekuasaan sudah diakhiri dengan tanda seru. Jika Beveridge, hidup di Indonesia, ia tak usah lagi bertanya, “Apakah politikus itu gila?” Ia akan berseru, ”Politikus Indonesia sudah gila ya!”
Wednesday, April 22, 2009
MENGAPA KEKUASAAN DIPEREBUTKAN
Beberapa hari ini panggung politik negeri ini tengah diramaikan oleh elit politisi yang juga sedang memburu kekuasaan. Para pensiunan jenderal datang beramai-ramai memenuhi undangan rekannya dan berkumpul di rumah seorang yang diyakini akan menghadiahi mereka kekuasaan bila impiannya tercapai.
Berita yang dilansir www.detik.com hari ini setidaknya memberi jawaban kepada kita, mengapa kekuasaan itu diperbutkan:
Kamis, 23/04/2009 08:29 WIB
Kasus Upah Pungut Pajak
Mendagri Gunakan Rp 603 Juta Untuk Kepentingan Pribadi
Rachmadin Ismail - detikNews
Jakarta - Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan sejumlah dugaan penyelewengan dana upah pungut pajak dalam Dana Penunjang Pembinaan (DPP) yang mengalir ke Menteri Dalam Negeri. Tidak tanggung-tanggung, duit yang digunakan untuk pribadi pada tahun 2008 mencapai Rp 603 juta.
Berdasarkan laporan hasil audit berkode HP/XVIII/03/ 2009 yang dilansir dalam situs BPK, Kamis (23/4/2009), sedikitnya ada sejumlah pengeluaran yang digunakan untuk kepentingan pribadi Mendagri. Salah satunya adalah untuk biaya peralatan pesta pernikahan putri Mendagri Mardiyanto yang mencapai Rp 60 juta pada tahun 2008.
Selain itu, ada juga sejumlah dana yang digunakan untuk pengadaan pakaian, biaya tol, pengadaan telepon seluler dan biaya cetak foto. Semuanya jika dijumlah mencapai ratusan juta rupiah.
"Pengeluaran tersebut tidak memenuhi syarat sebagai bukti pertanggungjawaban sehingga kebenaran materiil atas pengeluaran tersebut tidak dapat diyakini," tulis penanggung jawab laporan Memet Wirahadikusumah.
Tidak hanya itu, pada tahun 2007, duit upah pungut pajak yang digunakan untuk kepentingan Mendagri dan istri mencapai Rp 1,2 miliar. Duit tersebut digunakan mulai dari pembelian gorden di rumah pribadi menteri hingga biaya pengobatan ke Singapura.
Sedangkan pada tahun 2005, duit yang digunakan mencapai Rp 201 juta. Lalu pada tahun 2003, terpakai Rp 21 juta untuk biaya perlengkapan menteri.
"Padahal dana tersebut seharusnya digunakan hanya untuk kepentingan pemungutan pajak," tulis Memet.
Mardiyanto menjabat sebagai Mendagri pada pertengahan 2007. Dia menggantikan M Ma'ruf (menjabat sejak 2004) yang sakit.
(mad/nrl
SANG PANGERAN DARI KELANTAN (3)
Berita yang dilansir www.detik.com kali ini sungguh membuat hati saya cukup lega -- untuk sementara. Semoga apa yang disampaikan oleh kerabat kerajaan Kelantan itu benar adanya. Kita berdoa, semoga berita ini disusul dengan diperbolehkannya Ibunda Mano, Daisy Fajria, untuk bertemu dengan puterinya itu.
Pangeran Fakhry,
Saya sebagai warga Indonesia akan merasa bahagia juga jika benar-benar Anda berdua bahagia. Apa yang diberitakan di negara saya itu -- di antaranya Anda telah menyiksa, dengan melukai dada isteri Anda dengan silet -- itu tidak benar.
Rabu, 22/04/2009 18:14 WIB Model Cantik Dianiaya Pangeran Kerabat Kerajaan Kelantan: Manohara Bahagia Yulia Dian - detikNews
Jakarta - Kerabat Kerajaan Kelantan, Malaysia membantah kabar model cantik Manohara Odelia Pinot disiksa suaminya, Pangeran Kerajaan Kelantan Tengku M Fakhry. Mano bahkan disebut tengah berbahagia. "Mano lagi bahagia. Malah udah gemuk lagi," kata seorang kerabat Kerajaan Kelantan yang enggan disebutkan namanya, melalui surat elektroniknya kepada detikcom, Rabu (22/4/2009). Kerabat Kerajaan Kelantan itu menjelaskan Tengku Fakhry sangat mencintai Mano dan tidak bakalan melakukan kekerasan dalam rumah tangga seperti dinyatakan Ibunda Mano, Daisy Fajria. "Tengku Fakhry itu bukan tipe gitu," sebut dia. Di Kelantan, pasangan Tengku Fakhry dan Mano itu dikenal baik dan murah hati. "Very humble. Mereka (Mano dan Tengku Fakhry) memang fall in love, dari hati suci," jelasnya. (ndr/iy)
Tuesday, April 21, 2009
JANGAN BEBANI KAMI LAGI
Namun dalam menghadapi pemilu presiden mendatang ini, hati saya jadi berubah. Memilih presiden dan wakilnya berbeda dengan memilih caleg yang tidak sedikit kampanyenya saja sudah tidak bermutu itu.
Memilih presiden dan wakilnya -- jika memang ada yang layak untuk dipilih -- akan menentukan nasib hidup rakyat negeri ini kedepan. Oleh karena itu, gertakan dari Wiranto dkk yang tergabung dalam Kelompok Teuku Umar itu yang akan memboikot pemilu presiden, patut ditanggapi serius. Jika benar-benar pemilu presiden gagal atau diundur, saya tidak bisa membayangkan berapa trilyun rupiah akan terbuang percuma. Ujung-ujungnya, rakyat seperti kita ini juga yang akan menanggungnya kelak.
Saya bukan penggiat partai atau LSM apapun. Saya tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan para tokoh nasional semacam Wiranto, Megawati dan Prabowo. Setidaknya tulisan ini merupakan upaya memelihara perdamaian dan kedamaian di negeri ini. Saya selalu membayar pajak, karena itu saya punya hak untuk menjaga negeri ini dari kekacauan.
Monday, April 20, 2009
SANG PANGERAN DARI KELANTAN (2)
Pernikahan Manohara dan Tengku Fakhry sebenarnya dilatarbelakangi hal yang 'tidak menyenangkan'. Putra raja Kelantan tersebut telah merenggut kegadisan Manohara terlebih dahulu. Ia pun berjanji akan menikahi Manohara sesuai permintaan keluarga Daisy yang masih berdarah bangsawan Bugis. Tapi janji itu tidak pernah ditepati.
Selanjutnya, www.kapanlagi.com memberitakan sebagai berikut:
Selama menjalani kehidupan rumah tangga, Manohara tidak diperlakukan dengan baik. Menurut Daisy, putrinya kerap dianggap sebagai properti, bukan istri.
Kerap kali Tengku Fakhry di hadapan umum memperlakukan Manohara dengan kasar. Ia kerap mengatakan istri saya seperti mobil mewah, tapi karena tidak bisa dikendarai, ganti saja dengan mobil lain.
"Sampai pada suatu saat Manohara melarikan diri dari Singapura kembali ke Jakarta ke rumah kontrakan kami," ungkap Daisy.
"Di Jakarta, kami selalu kedatangan tamu dari berbagai pihak untuk mencoba membawa anak saya kembali ke Kuala Lumpur, saya katakan semua itu terserah Manohara. Dia katakan dia akan menunggu di Indonesia sampai acara perkawinannya di hadapan keluarga di Indonesia terlaksana.
Manohara juga mengatakan, bahwa mamanya juga ingin acara perkawinan saya ada acara siraman.
Beberapa kali pihak Tengku Fakhry terus melakukan berbagai cara untuk mengambil Manohara, salah satunya dengan mengajak ibadah umroh dan niatan baik itu diterima baik pihak Manohara. Pada tanggal 25 Februari 2009 mereka berangkat menuju Jedah dengan pesawat MAS.
"Alhamdulillah kami melakukan ibadah dengan baik, hubungan kami dengan Tengku pun baik," ujar Daisy.
"Tanggal 09 Maret 2009, kami bersiap-siap kembali ke tanah air. Sewaktu menuju ke airport, Manohara berangkat satu kendaraan dengan Tengku M.fakhry. Saya dan putri saya Dewi dan pak Mohd.Kamel dengan mobil lain. Setiba di airport saya terperanjat karena kita tidak menuju ke terminal commercial tapi ke terminal Aviation untuk private jet. Betapa terperanjatnya saya karena pintu pesawat tiba-tiba ditutup, karpetnya digulung, orang-orang di bawah memberi aba-aba pada pilot bahwa ada tiga penumpang yang ingin naik, tapi dia tidak peduli. Saya lari ke sisi kanan pesawat mencari anak saya, saya sempat melihat dia ditekan oleh orang. Saya sangat takut sekali....saya berteriak... anak saya....tolong anak saya....Dewi pun berteriak teriak ketakutan sekali, tapi pilot tetap tidak peduli dan menjalankan pesawat sampai wing-nya hampir menabrak kami dan mobil yang diparkir di dekat pesawat."
"Manohara terbang dengan pesawat Chalenger 300 milik Berjaya Air dengan nomor reg 9MTAN dan diterbangkan pilot Kaptain Zakaria Salleh, berkebangsaan Malaysia. Pesawat meninggalkan kami begitu saja di runway, kami ketakutan, kami betul-betul terluka sekali. Saya tidak menyangka setelah umroh mereka sanggup melakukan hal yang sangat tidak manusiawi. Rasanya saya ingin mati saja, tapi saya tahu saya harus kuat untuk anak saya. Saya tidak sanggup membayangkan apa yang akan terjadi pada ananda tercinta," curhat Daisy dalam suratnya kepada KapanLagi.com.
"Saat ini Manohara menjadi tawanan mereka. Manohara menjadi korban. Tolong bantu kami. Saya mohon tolonglah Manohara. Kami mengkhawatirkan mental Manohara. Tolonglah dia," harapnya terasa mengiba.
Kini hanya derita yang dirasakan Daisy sambil berharap banyak dukungan dari berbagai kalangan bisa membantu putrinya Manohara. (kpl/wwn/rit)SANG PANGERAN DARI KELANTAN (1)
Apa yang saya lakukan ini tidak lebih dari "copy" and "paste" akhbar yang beredar di negara saya, Indonesia, yang berjiran-tetangga dengan negara Anda.
Saya lakukan ini karena ketika salah seorang pembaca blog saya ini, seorang ibu rumah tangga dari negara Anda mengatakan bahwa akhbar seperti ini tidak pernah terdengar di negaranya. Ibu itu merasa heran, mengapa di negara saya ramai dibicarakan orang.
Terus terang, begitu saya publikasikan kasus Anda di blog saya ini, puluhan orang langsung membacanya. Ini terlihat dari Yahoo Messenger yang sengaja saya cantumkan dalam blog.
Para pembaca itu tentunya sama-sama prihatin, mengapa seorang pangeran seperti Anda sampai hati -- kalau akhbar itu memang benar -- menganiaya isteri Anda sendiri yang menurut penilaian kami adalah seorang perempuan yang sangat jelita.
Tengku Muhammad Fakhry, berbicaralah.
Selasa, 21/04/2009 11:21 WIB
Model Cantik Dianiaya Pangeran
Putra Mahkota Kelantan Harus Tanggung Jawab
Indra Subagja - detikNews
Jakarta - Departemen Luar Negeri (Deplu) meminta putra mahkota Kerajaan Kelantan, Malaysia, Tengku Muhammad Fakhry bertanggung jawab atas kasus penganiayaan terhadap istrinya, Manohara Odelia Pinot, model cantik asal Indonesia.
"Kita mengharapkan putra mahkota Kelantan tanggung jawab dan menyelesaikan permasalahan dengan arif," kata Direktur Perlindungan WNI Teguh Wardoyo saat dihubungi melalui telepon, Selasa (21/4/2009).
Ibunda Manohara, Daisy Fajaria, Senin (20/4/2009) kemarin menggelar jumpa pers menjelaskan sang model cantik mengalami KDRT oleh suaminya. Dada perempuan berusia 17 tahun itu dikabarkan disilet-silet sang suami dan menangis minta dipulangkan ke Indonesia.
Menurut Teguh, karena Manohara dan putra mahkota Kelantan sudah menikah, sebaiknya bila persoalan ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Kalau kaya makmurkan istri dan keluarganya. Kalau dia perkasa lindungi istrinya dengan adab. Jangan ada ancaman atau berbagai bentuk pemaksaan lainnya," jelas Teguh.
Dia menambhakan, dalam perkawinan itu, ada kehormatan pula bagi seorang wanita. "Perkawinan diatur hukum dan agama," tutupnya.
FAKHRY, BENARKAH AWAK MACAM TU?
Namun dalam dunia nyata ternyata tidak semua lelaki yang bernama Fakhry itu sebaik Fakhry dalam Ayat-ayat Cinta. Sebut saja Tengku Muhammad Fakhry, sang pangeran dari Kerajaan Kelantan. Sepanjang pengetahuan saya, Kelantan adalah negeri bagian di Malaysia yang terkenal dengan masyarakat yang sangat agamis. Syariat Islam konon diterapkan di negeri ini. Ini tak heran karena partai oposisi pemerintah (PAS) dari tahun ke tahun berjaya menguasai negeri ini.
Nah, jika tulisan ini saya buat, alasannya adalah: akal sehat saya sulit menerima kenyataan jika seorang Tengku Muhammad Fakhry, pangeran Kerajaan Kelantan ini melakukan KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) seperti yang diberikan oleh www.detik.com di bawah ini.
Bagi rekan-rekan warga Malaysia yang sempat membaca tulisan ini, mohon kiranya memberi penjelasan atau klarifikasi, benar tidaknya akhbar ini?
Senin, 20/04/2009 21:38 WIB
Pangeran Malaysia Dituding Lakukan KDRT Model Cantik Indonesia
Irwan Nugroho - detikNews
Jakarta - Cinderella hidup bahagia setelah disunting pangeran dari kerajaan. Namun dongeng itu tidak berlaku untuk Manohara Odelia Pinot, seorang model cantik asal Indonesia.
Setelah menikah dengan putra Raja Kelantan, Malaysia, Tengku Muhammad Fakhry, Mano malah menderita. Konon, model kelahiran 28 Februari 1992 itu terus mendapat perlakuan kasar dari suaminya.
"Di dadanya ada bekas luka silet, selama ini keluarga di Jakarta tidak bisa berhubungan langsung dengan Mano," kata kakak Mano, Dewi, dalam jumpa pers di restoran Ampera, Jl KH Ahmad Dahlan, Jakarta Selatan, Senin (20/4/2009).
Dewi mengatakan, akhirnya keluarga mengetahui tentang kehidupan Mano yang menderita dari keluarga kerajaan. "Saya tahunya dari mereka-mereka yang baik bahwa Mano lagi sedih dan menangis terus," kata Dewi.
Dewi mengatakan, keluarga terakhir kali mengontak Mano melalui telepon pada 20 Maret 2009. Saat itu, kata Dewi, Mano menangis dan mengatakan ingin kembali ke Indonesia.
"Waktu itu teleponnya pun hanya beberapa detik, setelah itu diputus dan kita nggak tahu lagi," kata Dewi.
Sementara itu ibunda Mano, Daisy Fajarina menceritakan, perlakuan kasar Fakhry memang telah terlihat sejak pasangan yang menikah pada 26 Agustus 2008 itu berbulan madu di Thailand. Saat itu, Mano dibentak oleh Fakhry gara-gara menolak melayani sebagai seorang istri.
"Waktu itu Fakhry ingin berhubungan badan dengan Mano tapi ditolak karena alasan sedang halangan. Tapi ternyata Fakhry malah membentak dan dengan kasar bilang kalau tidak bisa melayani tidur saja sama kakakmu," kata Daisy.
Kebetulan, kata Daisy, saat bulan madu itu, Dewi, sang kakak juga ikut serta. "Dia langsung ke kamar saya dan menangis karena syok," kata Dewi menimpali. (ken/gah)
Friday, April 17, 2009
SEMBILAN MAHASISWA YANG TEWAS ITU
Yang membuat kita trenyuh adalah, beberapa media massa menyebutkan bahwa "...salah seorang korban perempuan sudah tak memiliki pakaian lengkap alias bugil saat dikeluarkan dari mobil. Dan satu korban lelaki hanya menggunakan celana pendek berwarna putih dan telanjang dada...." (http://www.bangkapos.com/news/read/7226/nasional/Misteri+Kematian+9+Mahasiswa+di+Malang.html).
Selain itu, warga yang membantu proses evakuasi para korban mencium aroma minuman beralkohol yang cukup menyengat dari dalam kendaraan yang sudah ringsek itu. Kesembilan korban itu memang baru merayakan ulang tahun salah seorang rekan mereka di sebuah villa. Sampai tulisan ini saya buat, kepolisian belum mengeluarkan pernyataan penyebab kecelakaan tersebut, apakah betul karena ban belakang yang pecah atau karena pengemudi dalam keadaan mabuk. Jika benar bahwa dia sedang dalam keadaan mabuk, dan tentunya yang menenggak minuman beralkohol alias arak itu bukan dia sendiri, tetapi rekan-rekannya juga, duka yang menimpa mereka tidak hanya menyakitkan keluarga yang ditinggalkan saja. Kita sendiri akan merasakan yang sama. Perguruan tinggi tempat mereka menuntut ilmu, beberapa di antaranya adalah perguruan tinggi berlabelkan Islam, yaitu: Universitas Islam Negeri Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang. Bahkan jika kita amati nama-nama mereka, tampaknya mayoritas dari mereka adalah beragama Islam.
Bagi kita, ini adalah suatu pelajaran yang sangat berharga. Ajal tidak mengenal usia dan waktu. Bagi saya sendiri ada satu pertanyaan yang cukup mengganggu, "bagi mereka yang beragama Islam itu, apakah ketika menghadiri pesta itu sempat salat magrib dan isya dulu apa tidak?".
Doa kita, semoga amal ibadah yang telah mereka lakukan selama hidupnya diterima oleh Allah SWT dan dosa-dosanya diampuni-Nya. Amin.
Wednesday, April 15, 2009
SAKIINAH DAN MUSLIMAH
Sekali-kali saya sempatkan untuk "melihat" apa yang disampaikan oleh kedua sinetron ini, tapi saya tidak pernah berhasil untuk melihat lebih dari dua menit, karena rasa mual saya sudah terlanjur muncul demi melihat dan mendengar dialognya.
Nama yang berbau Arab, bahkan bahasa yang biasa digunakan oleh orang-orang di Saudi yang digunakan dalam kedua sinetron ini membuat saya semakin yakin dengan kesimpulan saya selama ini bahwa, "sesuatu yang islami itu tidak mutlak harus menggunakan atribut-atribut serba berbau Arab". Jilbab bukanlah budaya Arab, tetapi merupakan ajaran Islam. Namun, apa yang ditampilkan dalam "Muslimah", para pemain yang mengenakan jilbab berperilaku sangat tidak islami.
Saya jadi teringat hasil seminar sastra Islam yang pernah diadakan di kampus Universitas Islam Madinah, puluhan tahun yang lalu. Dari seminar itu disimpulkan bahwa apa yang disebut sastra Islam tidak harus berisi kata-kata yang akrab dengan ajaran Islam, seperti kata Allah, Rasulullah, al-Quran, dsb. Sebuah karya sastra yang sama sekali tidak mencantumkan nama-nama seperti itu boleh jadi merupakan karya sastra islami jika isinya memang sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Islam.
Sinetron "Sakiinah" dan "Muslimah" lebih cenderung sebagai upaya untuk mengaburkan bahkan menyelewengkan ajaran Islam, kalau pun bukan untuk mencemoohkan agama pamungkas ini.
Tuesday, April 14, 2009
KERIPIK PISANG MADE IN CHINA
Melihat fenomena seperti itu pemerintah "baru" akan memberlakukan peraturan agar pasar modern menyerap lebih banyak lagi produk industri kecil dan menengah. "Jika sebelumnya mereka hanya wajib menyerap 10 persen, sekarang kuota itu akan kami naikkan hingga menjadi 25 persen," kata Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Depperin Fauzi Aziz.
Salah satu alasan mengapa produk luar negeri itu dihadirkan di pasar modern, "...kita juga perlu memperhatikan keinginan konsumen. Usaha ini harus berjalan sesuai dengan keinginan konsumen", seperti yang disampaikan oleh seorang direktur perusahaan pasar modern.
Beberapa negara di dunia ini tampaknya negara kitalah yang termasuk negara yang pemerintahnya kurang memperdulikan bangsanya. Kapan para petani dan nelayan di negeri ini akan hidup layak seperti kebanyakan warga lainnya jika hasil jerih payah mereka tidak mendapat perlindungan dan penghargaan dari para penguasanya?
Monday, April 13, 2009
Mulai Bermunculan Caleg Stres di Kabupaten Garut
GARUT--MI: Kini mulai bermunculan beberapa calon legislatif (Caleg) di Kabupaten Garut, yang diindikasikan kuat mengalami stres berat, meski tahapan pelaksanaan penghitungan suara masih terus berjalan atau belum seluruhnya tuntas.
Bahkan sempat terjadi dua Caleg dari dua Parpol berbeda, marah besar sambil berteriak menghujat team suksesnya, menyusul keduanya juga diindikasikan telah menebar uang sebelum pemungutan suara, pada salah-satu TPS di wilayah Kecamatan Wanaraja Garut.
Namun setelah dilakukan penghitungan suara, hasil sementara menunjukkan "keok" atau kalah telak sehingga sempat ditenangkan sekaligus diamankan pada Polsek setempat, namun kini telah dilepaskan kembali ke alam bebas. Selain itu juga terdapat salah-seorang Caleg perempuan dari Parpol tertentu, yang mendadak meninggal dunia setelah mengetahui dari hasil perolehan suara sementaranya kalah telak, ungkap sumber yang enggan disebut namanya juga enggan menyebutkan identitas Caleg tersebut, Sabtu.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Garut, Dadang Sudrajat menyatakan di ruang kerjanya, hendaknya seluruh Caleg dari Parpol manapun bisa bersabar, karena hingga kini masih berlangsung rekapitulasi perhitungan suara.
Dengan agenda pada 11 - 15 April berlangsung rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), dilanjutkan pada 17-19 April dilaksanakan rekapitulasi penghitungan suara di tingkat Kabupaten, sehingga penetapan perolehan suara sahnya pada 19 April 2009 mendatang, katanya. (Ant/OL-01)
Masihkah di antara kita yang masih berniat untuk mencalonkan diri dari caleg pada pemilu yang akan datang?
Thursday, April 9, 2009
ALTANTUYA, AKU SUNGGUH KECEWA
Akhbar yang dilansir www.detik.com pada Kamis, 09/04/2009 14:22 WIB dengan tajuk
2 Polisi Malaysia Divonis Mati Atas Pembunuhan Model Mongolia
yang isinya sebagai berikut:
Kuala Lumpur - Pengadilan Malaysia menghukum mati dua polisi atas dakwaan pembunuhan seorang model asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu. Keduanya divonis hukuman gantung.
Kasus ini sempat menghebohkan Malaysia sebab korban merupakan mantan kekasih Abdul Razak Baginda, pembantu dekat Perdana Menteri Malaysia Najib Razak. Abdul Razak (48) tahun 2008 lalu dibebaskan dari dakwaan persekongkolan pembunuhan Altantuya.
Hakim Zaki Yasin memutuskan, Inspektur Kepala Azilah Hadri dan Kopral Sirul Azhar Umar terbukti bersalah atas pembunuhan wanita berumur 28 tahun itu. Pembunuhan itu terjadi antara 19 dan 20 Oktober 2006 lalu.
"Saya memvonis kalian berdua hukuman mati dengan digantung," kata hakim seperti dilansir harian Straits Times, Kamis (9/4/2009).
Saat pembacaan vonis, kedua terdakwa terlihat tenang, tanpa emosi. Para pengacara mereka menyatakan akan mengajukan banding atas putusan ini.
Penuntut sebelumnya telah menyatakan bahwa pembunuhan Altantuya diperintahkan oleh Abdul Razak. Namun dalam pengadilan Oktober 2008 lalu, analis pertahanan terkenal itu dinyatakan tidak bersalah atas dakwaan persekongkolan pembunuhan itu.
Namun dalam persidangan ini tidak terungkap motif kedua polisi itu membunuh Altantuya. Pengacara keluarga Altantuya pun menyatakan tidak puas. "Komunitas internasional tidak bisa menerima bahwa cuma dua orang ini yang bertanggung jawab. Itu pasti lebih dari itu," kata Karpal Singh, pengacara untuk keluarga Altantuya.
Kasus pembunuhan Altantuya ini sempat ramai diberitakan media Malaysia dan asing. Sebab para pemimpin oposisi Malaysia berulang kali mencoba mengaitkan PM Najib dan istrinya, Rosmah Mansor dengan kematian Altantuya. Najib dan Rosmah tegas membantah keterlibatan.
Demikian akhir akhbar itu.....
Apa yang dikatakan pengacara keluarga Altantuya di atas, memang benar adanya. Aku adalah salah seorang komunitas internasional itu. Apa kepentingannya kedua orang polisi itu membunuh dirimu. Mereka hanyalah eksekutor yang tentunya berdasarkan perintah dari orang yang berkepentingan dengan kematianmu itu. Nah, jika kedua polisi ini jadi dihukum gantung, sambutlah mereka di alam sana dan engkaupun pasti akan menyambut kedatangan mereka dengan rasa kasihan. Semoga otak di balik pembunuhan keji terhadap dirimu itu suatu ketika akan terungkap. Kalaupun tidak, jangan khawatir... pengadilan di akhirat kelak akan berpihak kepada kebenaran dan bukannya kepada kekuasaan.
Wednesday, April 8, 2009
KETIKA KITA HARUS MEMILIH
Untuk urusan memilih kepala negara, setakat ini saya memang sefaham dengan rekan saya ini. Negara yang penduduknya mayoritas beragama Islam akan sangat janggal jika dipimpin oleh seorang presiden yang tidak seagama dengan rakyatnya. Sama halnya dengan kepala pemerintahan di Flores, misalnya, akan sulit seorang beragama Islam menjadi gubernur. Juga seorang Muslim nyaris mustahil menjadi gubernur Bali.
Terus terang, yang menjadi ganjalan saya selama ini adalah memilih calon anggota legislatif. Kasus demi kasus yang menimpa anggota legislatif selama ini membuat saya sangat muak terhadap mereka, meskipun yang berbuat amoral itu, katakanlah, segelintir kecil.
Rasa muak itu diperparah dengan pemberitaan upaya caleg yang nyaris menghalalkan segala cara agar terpilih. Konon, untuk mendapatkan urutan teratas, sang caleg harus setor ratusan juta rupiah, dan lebih parah lagi praktik seperti ini justeru terjadi di partai-partai yang berbasis Islam. Logika sederhana saya, "bagaimana dengan pencalonan di partai-partai yang jelas-jelas sekular?".
Tidak terlalu berlebihan jika di beberapa daerah, Rumah Sakit Jiwa telah menyiapkan ruangan khusus bagi para caleg yang gagal mewujudkan impiannya. Modal ratusan juta hingga milyaran yang sebagian dari mereka mungkin harus menggadaikan sebagian kekayaannya, bahkan konon ada yang menjual rumah dan tananya... demi menjadi seorang anggota legislatif!
Bagi para caleg yang menempuh jalan seperti itu, tidak sulit untuk ditebak, jika mereak terpilih nanti, yang ada di benak mereka tentunya bagaimana mengembalikan "modal". Maka tidak heran jika sebagian anggota legislatif itu terlibat dalam berbagai skandal seperti yang dibuktikan oleh mereka yang sudah divonis tahunan itu.
Anggota legislatif itu hakekatnya adalah wakil rakyat, tetapi pernahkah kita merasa terwakili oleh mereka? Katakanlah, pada PEMILU kali ini, si Fulan menjadi caleg Daerah Pemilihan (DAPIL) Jakarta Selatan, jika sang caleg ini nanti terpilih, akankah ia memperjuangkan kepentingan warga Jakarta Selatan? Lha, sang caleg itu sendiri asalnya dari mana, kita tidak tahu menahu.
Adalah sangat wajar jika akhirnya banyak orang yang mengkhawatirkan jumlah golput akan lebih banyak dari Pemilu sebelumnya.