Thursday, June 21, 2007

Nur Mustika, Maafkan Aku Telah Jatuh Cinta (2)

Nur Mustika,
Semalam saya punya sahabat baru dari Skype. Namanya Thania, seorang dara berusia 39 tahun dari Swiss. Dia menyapa saya dengan bahasa Arab. Saya tidak mengira kalau dia ternyata seorang muslimah, tepatnya muallaf, karena baru 3 (tiga) bulan masuk Islam.

Bahasa Arab yang ia gunakan cukup bisa saya fahami kendati dia pelajari dari sebuah sekolah di Swiss. Dari perbincangan kami, satu hal yang saya anggap perlu saya garisbawahi dan saya sampaikan kepadamu, yaitu "Mujurlah saya telah mempelajari Islam terlebih dahulu sebelum saya melancong ke negara-negara Arab".

Rupanya Thania telah melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana dekadensi moral yang melanda para remaja Arab. Engkau kan pernah melancong ke Syria, apa yang engkau lihat? Betul kan seperti apa yang dilihat Thania itu? Seorang ulama Mesir pernah berkata الإسلام محجوب بالمسلمين "agama Islam tertutupi oleh ulah para pemeluknya". Perilaku orang-orang yang beragama Islam banyak yang tidak mencerminkan keindahan agama Islam. Maka kita tidak perlu heran mengapa orang-orang Timur Tengah senantiasa digambarkan negatif oleh para pembuat film Holywood. Kalau bukan sebagai teroris ya mereka sebagai orang yang suka main perempuan.

Nur Mustika,
TV kabel Astro yang hampir seluruh penduduk Malaysia menjadi pelanggannya itu kan salah satu salurannya ART. Kau pernah tengok kan? Lihat, bagaimana penampilan para penyanyinya dalam video clip yang digarap sedemikian rupa? Di Indonesia ada seorang penyanyi dangdut namanya Inul Daratista. Dia dikenal sebagai "Ratu Ngebor" karena tariannya yang suka menggoyang (maaf) pantatnya itu seperti bor (alat untuk melubangi) yang sedang diputar. Para aktifis Islam menyebutnya sebagai bagian dari pornoaksi. Waktu itu banyak organisasi Islam yang mengecamnya meskipun banyak sejumlah artis yang pasti mendukungnya dengan alasan hak asasi manusia.

Tarian erotis Inul itu belum seberapa berbanding tarian para penyanyi Arab di ART. Bagaimana pun ART adalah satu-satunya saluran yang berbahasa Arab. Setakat ini orang Malaysia saya kira masih sama atau bahkan lebih dari orang Indonesia dalam memandang orang Arab bahwa mereka adalah "orang suci", terlebih bila mereka datang dari Saudi Arabia (macam calon suamimu itu, Fuad). Namun, kenyataan di lapangan....? Kita malu.

Saya sebagai orang yang hidup dengan bahasa Arab (baik sebagai pengajar maupun sebagai penerjemah) selalu mengatakan kepada siapa pun bahwa Arab tidak identik dengan Islam. Kalau pun kita belajar dan mengajarkan bahasa Arab, itu adalah semata-mata karena bahasa itu telah dipilih menjadi bahasa kitab suci Al-Qur'an dan bahasa Nabi Muhammad SAW yang ucapan, perbuatan dan persetujuannya kita sebut sebagai As-Sunnah.

Kembali ke sahabat saya dari Swiss tadi. Namanya Thania, sama sekali tidak berbau bahasa Arab, tetapi boleh jadi dia akan lebih cepat masuk surga daripada kita yang terlahir sebagai orang Islam dan menggunakan nama berbahasa Arab.

Namamu, Nur Mustika. Tak usaha risaukan dengan namamu yang kedua 'Mustika'.

No comments: