Huda dan `Afaf, Cahaya Mataku
Maka tak ayal, ketika papa salat `Isya, sajadah pemberianmu itu papa pakai dan papa tak kuasa menahan air mata. Tanpa diminta pun, papa senantiasa mendo`akanmu, mendo`akan saudara-saudaramu yang lain, Aa Ammar dan juga Huda.
Tanggal 10 Juli mendatang, betul usiamu akan genap 17 tahun. Kartu ucapan ulang tahun dari papa ternyata sampai ke tanganmu lebih awal dari yang diperkirakan. Tak apa, daripada terlambat seperti kartu-kartu yang papa kirim dari Philadelphia tempo hari itu.
`Afaf, cahaya mataku.
Apa yang telah engkau lakukan dalam belajar, sudah benar. Tak perlu ada yang disesali. Kalau pun nilai rapormu yang terakhir hanya seperti itu, tak usah risau. Itulah kemampuanmu. Allah pun tidak menuntut sesuatu di luar kemampuan manusia. Demikian juga papa dan mama. Yang penting engkau merasa senang menuntut ilmu di Mantingan, senang menjalankan organisasi, apa pun jabatannya.
Tentang keinginanmu belajar di Mekkah, papa sudah minta tolong saudara sepupumu Wisal yang tahun ini akan memasuki universitas. Tapi, dugaan papa, belajar di Saudi Arabia pada saat sekarang ini tidak mudah. Mahasiswa lelaki pun tidak semudah pada masa papa dulu. Sekarang hanya satu dua yang diterima, itu pun harus daftar terlebih dahulu dengan cara berumrah ke sana. Dulu papa cukup mengirim surat lamaran dilengkapi dengan data-data yang diperlukan. Enam bulan kemudian, papa dapat surat panggilan plus tiket gratis. Itu 27 tahun yang lalu, ketika Saudi Arabia masih "baik". Sekarang, dengan adanya campur tangan Amerika, segalanya sudah berubah. Jadi, janganlah terlampau mengharap bisa kuliah di Saudi Arabia.
Abangmu, `Ammar dan papa di Malaysia, menunggumu!
Ya, engkau sendiri menulis, kalau tidak ke tanah suci itu, ikut papa di sini, di Malaysia. Nah, mungkin itu yang paling mudah. Kita anak beranak berkumpul di Malaysia. Bagus juga ikut jejak Bang `Ammar di Fakultas Pendidikan, Jurusan Kounseling. Darunnajah sangat memerlukan tenaga kounseling. Bukankah selama ini, anak-anak santri sering berada di pihak yang salah. Padahal anak-anak yang kelihatannya "nakal" belum tentu nakal dalam arti yang sebenarnya. Kasihan mereka. Selama ini pendekatannya adalah "keamanan". Anak-anak perlu pengayoman yang "sejuk" dan "akrab". Impian papa, engkau dan abangmu kelak, dapat mengayomi anak-anak santri yang belajar di pesantren yang didirikan kakekmu itu. Semoga.
2 comments:
salam pakcik saifullah.
pakcik seperti bapa saya juga. selalu meraikan perasaan anak2 bukan setakat dengan hadiah fizikal. abah bahkan menyokong setiap sisi kehidupan saya dan adik2. comel Huda dan Afaf..
Assalamu'alaikum w.w.
Salam dari Semarang, sungguh Anda adalah Ayah yang sangat baik.. Kebetulan saya juga sedang bahagia memiliki seorang putri yang juga bernama AFAF.. Nama lengkapnya AFAF AISYA..
Post a Comment