Sunday, September 20, 2009
KETIKA MEREKA JAUH DARI KITA
Jakarta dan kota-kota besar lainnya, pada masa liburan panjang seperti ini, liburan Idul Fitri, jalan-jalan protokol tampak lengang. Mayoritas penghuninya mudik, tidak terkecuali mereka yang selama ini sangat berarti kehadirannya: Para pembantu rumah tangga (PRT) dan petugas kebersihan.
Bagi kaum berpunya yang sehari-harinya sangat bergantung kepada para PRT, ketidakhadiran mereka cukup membuat kaum berduit ini cukup merepotkan. Di antara mereka rela mengeluarkan kocek cukup dalam untuk menggaji PRT infal yang disediakan oleh sejumlah perusahaan penyalur. Di antara para kaum berduit ini juga ada yang escape dari kerepotan tahunan ini dengan menginap di hotel. Namun tidak sedikit pula yang memanfaatkan kehadiran sejumlah anggota keluarga yang memang sedang berkumpul saat liburan panjang seperti ini. Beruntunglah bagi keluarga yang mempunyai anak banyak (dan tentunya mereka tergolong anak-anak saleh). Beban sang ibu terbantu oleh tenaga sang buat hati. Mulai dari mencuci, menstrika, mengepel lantai hingga mengurus tanaman kesayangan. Demikian, mudiknya para PRT dapat diselesaikan dengan berbagai cara seperti ini. Namun tidak demikian dengan mudiknya para petugas kebersihan. Lihatlah pemandangan di sejumlah tempat yang biasanya tampak nyaman dipandang: sampah menumpuk di mana-mana.
Apakah Dinas Kebersihan tidak memiliki dana untuk menyewa para petugas infal seperti halnya kaum berduit menyewa PRT infal?
Saya yakin, jika memang pemerintah mengalokasikan dana untuk tetap menjaga kebersihan daerahnya, banyak orang yang akan berminat sebagai tenaga infal.
Semoga tulisan ini menjadi sumber inspirasi bagi para pembuat kebijakan di negeri ini.
Semoga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment