Saturday, January 2, 2010

BAHASA MENUNJUKKAN HARGA

Pekuburan atau kompleks makam dikenal dengan Taman (Tempat) Pemakaman Umum yang disingkat menjadi TPU. Di Jakarta, misalnya, ada TPU Tanah Kusir, TPU Karet. Selain TPU juga terdapat tempat pemakaman di lahan wakaf dari seseorang. Tempat pemakaman seperti ini tentu saja tidak dikelola oleh pemerintah. Sama halnya dengan tanah pemakaman milik pribadi di banyak daerah.

Saya pernah mendengar bahwa di Jakarta, bukan hanya orang hidup yang susah, tetapi juga orang mati. Jika orang meninggal dunia di Jakarta, ia sedikitnya harus meninggalkan sejumlah uang di atas lima jutaan jika dirinya ingin dikuburkan di wilayah Jakarta. Keluarga yang ditinggalkan pun harus bersiap-siap mengeluarkan sejumlah uang untuk sewa tanah dan upah kepada petugas kebersihan TPU. Karena berada di bawah pengelolaan pemerintah dan adanya iuran dari keluarga almarhum, kondisi makam yang berada di TPU pada umumnya bersih dan rapih, berbeda dengan makam yang berada di area pribadi.

Nah, berbicara tentang Taman Pemakaman Umum ini, sejak tahun 2007 orang-orang berduit di Indonesia kini punya tempat alternatif jika dirinya meninggal kelak. Mereka akan mendapat lokasi yang jauh lebih baik dari TPU. Meskipun berlokasi di daerah Karawang, Jawa Barat, nama pekuburan tersebut sama sekali tidak mencerminkan budaya lokal:

SAN DIEGO HILLS

MEMORIAL PARK & FUNERAL HOMES

Sehingga sangat wajar jika mengklaim "there is no other cemetery like this..."
Sekali lagi, tempat pemakaman ini terletak di daerah Karawang, Jawa Barat. Dengan menggunakan bahasa Inggris seperti ini tentu saja segmen pasar yang dibidik bukanlah penduduk sekitar. Untuk ukuran makam termurah seluas 1,5 x 2,6 meter dipatok harga Rp. 8 juta. Yang termahal mencapai ratusan miliar rupiah. Konon sudah banyak pejabat terkenal dari negeri ini yang sudah memesan kavling di pemakaman mewah ini. Nah, jika harga yang paling murah adalah Rp. 8 juta adalah sangat wajar jika pemakaman ini diberi nama San Diego Hills dan bukannya Bukit Citayam, misalnya. Bahasa memang benar menunjukkan harga.