Monday, October 19, 2009

RUMAH IDAMAN

Apa perasaan kita jika mendapatkan sebuah rumah yang berlokasi di kawasan Cikeas? Terlebih jika ketua RT atau RW-nya ternyata Pak SBY?

Jika selama di dunia ini Anda tidak sempat mendapat rumah idaman, entah dari segi lokasi atau pun dari segi modelnya, Anda tidak perlu berputus asa. Di alam sana nanti ada rumah yang diketuai oleh Rasulullah s.a.w. Rumah tersebut dapat dicicil dari sekarang. Anda tertarik? Simaklah sabda beliau:

أنا زعيم ببيت في ربض الجنة لمن ترك المراء وإن كان محقا ، وببيت في وسط الجنة لمن ترك الكذب وإن كان مازحا ً ، وببيت في أعلى الجنة لمن حسن خلقه

) رواه أبو داود والبيهقي في الكبرى)

“Aku ketua di rumah yang berada di sekitar surga yang diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan perdebatan kendati ia benar, dan ketua di rumah yang berada di tengah surga yang diperuntukkan bagi orang yang meninggalkan dusta kendati hanya bersenda gurau, dan ketua di rumah yang dibangun di puncak surga yang diperuntukkan bagi orang yang baik budi pekertinya”

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Al-Baihaqi dalam Al-Kubra

GEMPA BUMI DAN BENCANA: ANTARA PENALARAN ILMIAH DAN DIMENSI IMANI

Pembicaraan tentang apakah ada korelasi antara gempa bumi atau bencana alam dengan perbuatan dosa yang dilakukan manusia, ternyata tidak hanya dimonopoli kita, orang Indonesia yang memang sering ditimpa bencana akhir-akhir ini. SMS berantai yang mengaitkan angka jam terjadinya gempa di Sumatera Barat dan Jambi baru-baru ini ternyata masih ramai diperbincangkan dan diperdebatkan. Tidak sedikit yang berkomentar bahwa pembahasan tersebut sangat tidak manusiawi di tengah-tengah penderitaan keluarga para korban. Saya sebagai salah seorang yang memaparkan kandungan ayat-ayat dengan angka yang menunjukkan jam terjadinya gempat itu tidak luput mendapat “serangan” dari salah seorang yang kebetulan berasal dari daerah Sumatera Barat. Jika saya ikut mempublikasikan ayat dan terjemahannya dengan nomor jam terjadinya gempa tersebut semata-mata karena isinya sangat relevan. Ayat-ayat tersebut sama sekali bukan untuk menambah penderitaan keluarga para korban, tetapi semata-mata sebagai bahan introspeksi bagi kita yang masih diberi kesempatan untuk bertaubat. Gempa bumi hanyalah salah satu di antara sebab datangnya kematian, dan kematian itu sendiri datangnya dengan seribu satu macam cara. Dengan terjadinya berbagai macam musibah, kita tidak hanya perlu mempelajari bagaimana agar musibah serupa tidak menimpa kita, tetapi yang paling penting adalah, “Sudah siapkah kita dijemput ajal kapan saja dan di mana saja?”. Musibah banjir mungkin masih bisa dicari “kambing hitam”nya. Entah itu karena penggundulan hutan sebagai akibat keserakahan manusia dan perbuatan korup para penguasa yang mengeluarkan izin. Lalu, bagaimana dengan musibah gempa bumi? Siapa yang dapat dijadikan “kambing hitam”?.

Prof Dr Zaghlul Raghib Al-Najar, pakar geologi dari Mesir, pernah ditanya tentang korelasi antara gempa bumi dan bencana lainnya dengan dosa manusia. Jawaban beliau sebagai berikut:

Semua fenomena kosmis seperti gempa bumi, gunung berapi dan badai adalah salah satu prajurit Allah. Peristiwa alam ini terjadi untuk menghukum orang-orang yang bersalah dan sebagai ujian bagi orang-orang saleh, dan pelajaran bagi para korban yang selamat. Pemahaman kita tentang mekanisme terjadinya berbagai fenomena alam ini tidak dapat mengeluarkannya dari statusnya sebagai bagian dari balatentara Allah. Jika kita tidak memandangnya dengan persepsi imani seperti ini, umat manusia tidak akan menjadikannya sebagai pelajaran, meskipun mereka dapat memprediksikan terjadinya atau menciptakan berbagai alat canggih untuk menghadapinya. Tentang hal ini Imam Ali – semoga Allah memuliakan wajahnya – berkata, “Tidaklah azab itu terjadi melainkan karena adanya dosa yang dilakukan, dan tidaklah azab itu diangkat melainkan karena adanya taubat”. Ayat-ayat yang berkenaan dengan berbagai hukuman dalam Al-Quran, semuanya merupakan jawaban terhadap dosa-dosa yang dilakukan umat manusia. Di antara ayat Al-Quran yang paling menonjol yang berbicara tentang gempa bumi, disebutkan dalam surah Al-Nahl:

ﯿ النحل: ٢٦

“Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari”. Al-Nahl 26.

Menurut Prof Dr Zaghlul Raghib Al-Najjar, beliau belum menemukan penggambaran tentang gempa bumi yang lebih hebat dari yang disebutkan dalam surah Al-Nahl ayat 26 ini. Bencana seperti ini diturunkan sebagai jawaban terhadap perbuatan makar orang-orang yang durhaka. Kemudian beliau mengajak agar orang-orang yang beriman mengambil pelajaran dari fenomena alam ini dan meletakkannya dalam kerangka yang benar seperti yang telah dijelaskan, yaitu: sebagai hukuman bagi orang-orang yang durhaka, sebagai ujian bagi orang-orang yang saleh dan sebagai pelajaran bagi orang-orang yang selamat dari bencana tersebut.

Bagaimana dengan menanggapi bencana ini dengan pendekatan ilmiah? Prof Dr Zaglul Raghib Al-Najjar mengatakan, jika umat manusia dapat menciptakan sarana dan prasarana untuk melindungi diri dari bencana ini, maka hal itu tidaklah berdosa dan tidak ada salahnya. Namun, yang harus diingat adalah bahwa berbagai upaya telah dilakukan untuk memprediksikan terjadinya gempa dan semua upaya tersebut tidak berguna untuk menghadapinya atau memprediksi waktu terjadinya dalam waktu yang cukup untuk menghindari bencana yang akan ditimbulkannya. Pada pertengahan tahun tujuh puluhan, orang-orang Cina berhasil memprediksi terjadinya gempa. Prediksi mereka dapat dibuktikan sehingga mereka bersuka cita luar bisa. Mereka diundang ke sebuah konferensi internasional untuk berdiskusi dengan para ilmuwan dunia tentang keberhasilan mereka memprediksi terjadinya gempa. Allah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui telah berkehendak agar gempa terjadi dan daerah tempat berlangsungnya konferensi internasional itu pun berguncang dengan dahsyat, memporak-porandakan gedung tempat mereka berdiskusi. Konferensi itu pun berakhir tanpa hasil apa-apa.

Thursday, October 15, 2009

KAMPUNG IDIOT

Sebagai seorang warga yang pernah hidup selama delapan tahun di sebuah desa yang termasuk Kabupaten Ponorogo dan kini tinggal jauh dari kota tersebut adalah sangat wajar ketika nama kota tersebut itu disebut-sebut seseorang. Terlebih lagi yang menyebut Kota Reog itu adalah penyiar di stasiun TV swasta nasional pula. Berita apa pun berkenaan dengan kota tersebut akan sangat sayang jika diacuhkan, termasuk berita yang dibacakan oleh penyiar TV swasta tersebut. Petang kemarin, Kamis 15 Oktober 2009, bahwa di desa Balong, Kabupaten Ponorogo ditemukan banyak warga yang mengalami keterbelakangan mental alias idiot. Menurut pengamatan reporter TV tersebut, di antara sebabnya adalah karena warga desa tersebut hidup di bawah garis kemiskinan yang telah berlangsung puluhan tahun. Mereka kekurangan gizi. Tidak jarang di antara mereka yang makan nasi tiwul yang terbuat dari singkong, bahkan nasi tiwul yang mereka konsumsi juga bisa berupa nasi tiwul yang telah mereka tanak berulang-ulang. Tanah tempat mereka tinggal memang sangat tandus. Mereka hidup di rumah-rumah gedek yang beralaskan tanah yang berdebu.

Sorotan kamera yang berulang kali diarahkan ke alas rumah mereka yang berupa tanah berdebu itu semakin lengkap menggambarkan penderitaan mereka ketika berita tentang mereka itu diberi judul "Kampung Idiot". Oh, betapa memilukannya.

Jika Balong disebut sebagai "Kampung Idiot", tidak jauh dari kampung tandus itu, masih sama-sama berada di Kabupaten Ponorogo terdapat kampung yang keadaannya sangat kontras. Itulah Gontor, desa yang namanya lebih dikenal sebagai nama pesantren modern yang sangat kesohor itu. Saking terkenalnya, semua pesantren cabang yang ada di pelosok mana pun diberi nama Pondok Modern Gontor, seperti yang ada di Mantingan, Ngawi, juga di Lampung. Gontor dikenal dengan "Kampung Damai" sebagai terjemahan dari Darussalam. Entah sudah mencapai berapa milyar perputaran uang di pesantren yang telah mengeluarkan sejumlah tokoh nasional itu.

Ketika Kiyai Imam Zarkasyi masih hidup, beliau pernah merasa "gerah" ketika salah seorang petinggi Departemen Agama RI ada yang mengatakan bahwa Pondok Modern Gontor tak ubahnya seperti Menara Gading. Warga di sekitarnya hidup sengsara sementara warga dalam pondok pesantren itu hidup berkecukupan. Karena adanya kesenjangan antara kedua kelas warga tersebut, para santri dan pengajar pun sering merasakan adanya ketegangan. Kondisi seperti itu kini tinggal kenangan. Pembinaan pesantren terhadap penduduk sekitar telah berjalan dengan baik. Mereka dirangkul dalam berbagai aspek kehidupan. Seluruh warga Gontor kini telah merasa memiliki pesantren modern ini.

Berkah keberadaan Pondok Modern ini bukan saja dirasakan oleh warga sekitar desa Gontor saja, bukan pula oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Ponorogo, tetapi oleh bangsa Indonesia itu sendiri. Pondok Modern Gontor cabang yang didirikan di sejumlah daerah, seperti Lampung, Kendari dan Aceh, misalnya, telah membuka lapangan kerja dan berbagi berkah kepada warga yang tinggal di sekitar pesantren itu.

Alangkah menyejukkan hati jika suatu ketika "Kampung Idiot" yang berada di Balong, Kabupaten Ponorogo itu diberitakan telah berubah menjadi "Kampung Damai" seperti yang berada di desa Gontor itu. Ya Allah, bukalah pintu hamba-hamba-Mu yang punya wewenang dan kemampuan untuk mengubah kondisi sebagian hamba-hamba-Mu yang kurang beruntung itu.

Monday, October 12, 2009

TERSENYUM DAN TERSENYUMLAH


Para ilmuwan mempelajari dampak tersenyum pada orang lain. Mereka menemukan bahwa senyum itu membawa informasi yang kuat yang dapat mempengaruhi pikiran bawah sadar manusia! Hasil temuan penting dari penelitian tersebut adalah bahwa para ilmuwan berbicara tentang sebuah pemberian yang dapat diberi-kan kepada orang lain dengan diiringi senyuman. Ternyata senyum jauh mengungguli pemberian materi dengan beberapa alasan:

1 – Melalui senyuman, Anda dapat memasukkan perasaan senang kepada hati orang lain. Membuat orang lain merasa senang merupakan salah satu pemberian bahkan dapat dikatakan pem-berian yang paling penting. Hal itu karena sejumlah kajian mem-buktikan bahwa kebutuhan manusia terhadap rasa senang dan gembira terkadang jauh lebih besar dibandingkan kebutuhannya terhadap makanan dan minuman. Sejumlah kajian juga membukti-kan bahwa rasa senang dan bahagia ini sering menyembuhkan banyak penyakit, terutama gangguan jantung.


2 - Melalui senyuman Anda dapat menyampaikan informasi dengan mudah kepada orang lain, karena kata-kata yang disampaikan dengan senyuman memiliki dampak yang lebih besar pada otak. Hal ini dibuktikan dengan pemindai resonansi magnetik fungsional yang menunjukkan bahwa dampak ungkapan verbal itu sangat bervariasi jika disampaikan dengan senyuman.

3 - Dengan senyuman yang lembut, Anda dapat menjauhkan suasana tegang yang menguasai kondisi apa pun. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan materi. Ini membuktikan bahwa senyuman itu lebih penting dari harta benda. Oleh karena itu pemberian minimal sebagai sedekah yang diberikan kepada orang lain adalah senyuman.


4 - Tersenyum dan penyembuhan: Banyak dokter yang mengamai pengaruh senyuman dalam proses penyembuhan pasien. Oleh karena itu sejumlah peneliti mulai menyatakan bahwa senyuman para dokter dianggap sebagai bagian dari penyembuhan. Jadi, ketika Anda menghadiahkan senyuman kepada rekan Anda, kepada isteri Anda atau kepada tetangga Anda, sebetulnya Anda telah menghadiahkan resep gratis yang akan mengantarkannya kepada kesembuhan tanpa Anda sadari. Dan ini merupakan salah satu bentuk dari pemberian.


Dengan beberapa alasan tersebut di atas, dan alasan-alasan lainnya, kita dapat menegaskan kembali bahwa senyuman adalah salah satu bentuk pemberian, sedekah dan kemurahan hati. Sekarang, apakah Anda menyadari mengapa Rasulullah s.a.w. bersabda:


(وتبسمك في وجه أخيك صدقة)!!
“dan tersenyum kepada saudaramu adalah sedekah”

Wednesday, October 7, 2009

KAUM DHUAFA


Kaum duafa atau kaum lemah biasanya identik dengan orang-orang miskin secara materi. Mereka termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat. Lembaga “Dompet Dhuafa Republika”, merupakan salah satu lembaga yang paling getol mengelola dana umat Islam yang disalurkan untuk mengangkat harkat dan martabat kaum lemah ini.


Para pekerja yang mencari rizki di sektor informal seperti para PRT dapat digolongkan sebagai kaum lemah ini. Mereka biasanya datang dari pedesaan. Pendidikan mereka paling tinggi SMP. Mayoritas hanya tamat SD. Di banyak rumah tangga, mereka mendapatkan imbalan (gaji) jauh di bawah UMR (untuk DKI Rp 1.069.865). Entah karena mereka hanya lulusan SD atau SMP atau karena bekerja di sektor informal yang tidak terikat oleh kontrak kerja, maka pada umumnya mereka mendapatkan gaji ala kadarnya, padahal mereka bekerja nyaris tidak mengenal batas. Sejak sebelum subuh hingga larut malam.

Derita para ibu rumah tangga berulang kali ramai dibicarakan setiap menjelang lebaran, pada saat para PRT mudik. Derita itu diperpanjang manakala para PRT itu tidak kembali lagi. Ibu rumah tangga yang merangkap sebagai wanita karier, penderitaannya akan lebih berlipat ganda. Urusan memasak, mencuci dan menstrika menjadi pekerjaan yang sangat melelahkan.

Jika selama ini ada seorang majikan yang merasa dirinya lebih berharga, lebih hebat dari orang-orang yang membantu meringankan pekerjaannya, mungkin ada baiknya mengingat kembali ulah seorang sahabat Nabi yang bernama Sa`ad. Ketika itu ia merasa dirinya lebih hebat dari orang-orang yang berada di bawahnya dari segi status sosial dan materi. Menyadari adanya kekeliruan sikap sahabatnya itu, Rasulullah s.a.w. menegurnya dengan sabdanya:

هل تنصرون وترزقون إلا بضعفائكم

“Kamu sekalian mendapat pertolongan dan memperleh rizki semata-mata karena bantuan orang-orang lemah yang ada di sekitarmu”

Hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari ini tidak hanya berlaku untuk Sa`ad, tetapi untuk siapa saja yang berperilaku sama dengan dirinya.

Semoga pintu hati kita selalu terbuka untuk memperoleh petunjuk-Nya. Amin.

Sunday, October 4, 2009

ADAKAH INI SEBUAH KEBETULAN (2)?

Menanggapi tulisan saya terdahulu, seorang rekan menanyakan bagaimana jika peristiwa gempa Sumbar itu dilihat dari angka tanggal dan bulannya?

Gempa Sumber terjadi pada tanggal 30, bulan 9. Surah 30 adalah Surah Ar-Rum dan ayat 9 itu terjemahannya adalah:

Surah 30 (Ar-Rum) ayat 9:
"dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebih kuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri".

Subhanallah. Mahasuci Allah.

ADAKAH INI SEBUAH KEBETULAN?

Gempa di Sumbar pertama terjadi pada pukul 17:16, dan yang kedua pukul 17:58. Keesokan harinya gempa terjadi di Jami pada pukul 08:52. Fenomena gempa memang dapat dijelaskan secara ilmiah, tetapi kita harus ingat bahwa semua peristiwa di dunia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Allah yang menciptakan alam semesta ini, Allah pulalah yang mengatur segalanya, termasuk kapan dan di mana lempengan bumi harus bergeser.

Sebagai langkah introspeksi, angka-angka jam di atas bila dirujuk kepada Al-Quran, angka 17:16 merujuk ke Surah Al-Isra' ayat 16, angka 17:58 Surah Al-Isra' ayat 58, dan angka 08:52 merujuk ke Surah Al-Anfal ayat 52. Jika kita perhatikan isinya, ternyata isinya membuat kita semua harus segera beristighar dan taubat nasuha:

17:16. dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.

17:58. tak ada suatu negeripun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari kiamat atau Kami azab (penduduknya) dengan azab yang sangat keras. yang demikian itu telah tertulis di dalam kitab (Lauh Mahfuzh).


08:52. (keadaan mereka) serupa dengan keadaan Fir'aun dan pengikut-pengikutnya serta orang-orang yang sebelumnya. mereka mengingkari ayat-ayat Allah, maka Allah menyiksa mereka disebabkan dosa-dosanya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi amat keras siksaan-Nya.

Saturday, October 3, 2009

DARI HOTEL SENTRAL HINGGA PUNCAK


Telah lama masyarakat mengetahui bahwa di hotel Sentral yang terletak di Jalan Pramuka, Jakarta Timur ini sering terjadi transaksi seks. Hotel yang tepat di bawahnya terdapat sebuah masjid itu, menjadi salah satu tempat persinggahan turis Timur Tengah, khususnya dari Saudi Arabia. Konon, hotel ini milik "urang awak" yang negerinya sedang mengalami musibah itu. Semoga hati nuraninya terketuk dengan adanya gempa yang memporakporandakan daerah asal Buya Hamka tersebut.


Tulisan di bawah saya kutip dari sebuah milist yang menyebutkan keterkaitan Hotel Sentral dengan transaksi esek-esek tersebut.


Sahabat milis, Bung Abu Qosim

Betul sekali apa yang anda tulis, Radar Bogor pernah menulis mengenai Tamasya Sex para touris Saudi-Yaman dll di daerah Warung Kaleng dan sekitarnya di daerah Tugu.

Malahan sudah beberapa kali sejak beberapa tahun sebelumnya pernah juga dimuat di Radar Bogor oleh wartawan Radar sdr.Wawan.

Saya juga pernah dengan Sdr.Wawan menelusuri daerah itu (Warung Kaleng) untuk melihat secara "on the spot" apa yang ditulis sdr.Wawan. Kita akan memasuki suatu daerah dimana Money Changer ditulis juga dalam bahasa Arab untuk mempermudah transaksi keuangan yang diperlukan para torist tsb.

Supply tourist bisa datang langsung dari negara asal di Arab melalui Cengkareng atau transit dulu di hotel Central di Jakarta dan beberapa hotel di Cikini maupun Jl.Pramuka

Ketika saya kedaerah itu ( Warung Kaleng) saya menemui banyak sohib kita yang menjadi tourist guide yang kebetulan tinggal di daerah Empang, guide "komplit" lah...

Mengatur semua akomodasi sampai intertainmentnya, saya bertemu dengan supplier Wiskey......dan para tamu dari Arab tsb nyatanya sangat gemar Johnny Walker Black Label. Untung besar sekali kawan supplier yang satu ini,....anak Medan yang merantau ke Bogor, sering mentraktir saya makan nasi Kabuli di restoran a la Timur Tengah di Cipayung. Supplier "calon istri" -pun berkeliaran dengan bebas, semua orang tahu dan tidak ada yang mengusiknya.


Saya geleng geleng kepala melihat aktivitas sohib sohib kita para guide"... karena tidak jarang kita bertemu ketika perayaan Mauludan didaerah Empang,atau malahan ketika ada penyerangan tempat tempat maksiat didaerah Gadog (gang semen) beberapa tahun lalu. Orang orang yang sama adalah otak dibelakang itu semua, dan orang orang yang sama saya temui di organisasi "anti maksiat" yang kita kenal.........berbaur diantara masa.

Rupanya aksi pembakaran -perusakan tempat maksiat lebih condong untuk menghancurkan "saingan bisnis" ketimbang anti porno aksi atau pornografi (istilahnya

sekarang). Jika pertanyaan Bung Qosim, mengapa golongan atau ormas tertentu merusak disuatu tempat maksiat, tetapi tidak merusak ditempat lainnya, pasti ada "uang jago"atau uang "tahu sama tahu" sudah dilunasi. Persaingan sudah diatur agar sesama "pengusaha " tidak saling "mendahului".

Saya rasa kita semua faham mengenai hal itu, kecuali kita masih mau "munafik dan membela beberapa ormas karena tindakannya yang "se-akan akan" anti maksiat.

Semua urusan "fulus"............... Semua pengusaha hotel, losmen, guess house dari Gadog sampai Puncak faham kepada siapa atau kaki tangan siapa mereka harus bayar uang jago atau "izin usaha" prostitusi terselubung.

Jika anda pasang spanduk reklame ditiang listrik di daerah Gadok sampai Puncak, bukan saja pajak resmi yang anda bayar, juga "pajak jagoan",...jika anda tidak bayar pajak jago tsb dalam waktu 5 menit spanduk anda diturunkan dan hilang,...., kecuali anda bernasib baik.

Tidak percuma Anton Medan memiliki pesantren didaerah itu,.......Johny Indo juga sekarang bergelar "Da'i Kondang", juga ada disekitar daerah itu dan di Cicurug. Semua demi "fulus"....bukan karena anti porno aksi atau pornografi. Si'ar dakwah agama tidak jarang digunakan sebagai tameng untuk keuntungan finansial, atau malahan melegalisir "women traficking" malahan children traficking. Memang kita tidak bisa mengawasi semua dengan ketat dan seksama.

Cobalah jalan jalan kedaerah Tugu, sebelum KFC, desa Warung Kaleng.

http://www.mail-archive.com/proletar@yahoogroups.com/msg23051.html